Abu Abdullah
Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi (bahasa Arab: أبو عبد الله
محمد بن إدريس الشافعيّ المطَّلِبيّ القرشيّ) atau singkatnya
Imam Asy-Syafi'i (Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 M - Fusthat, Mesir, 205
H/820 M) adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab
Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam
Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang
merupakan kakek Muhammad.
Saat usia 13 tahun, Imam Syafi'i dikirim ibunya
untuk pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik.
Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid-murid Imam
Hanafi di sana.
Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk
Mazhab Syafi'i. Yang pertama namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Abdullah_Muhammad_asy-Syafi%27i
KATA – KATA HIKMAH IMAM SYAFI’I
1. Berapa banyak orang yang telah berbuat kebajikan
kepadamu yang membuatmu terbelenggu dengannya, dan berapa banyak orang yang
memperlakukanmu dengan kasar dan ia memberi kebebasan kepadamu.
2. Barangsiapa yang menghargai dirinya melebihi
kapasitasnya, maka Allah swt akan mengembalikannya kepada nilai sesungguhnya
dalam dirinya.
3. Barangsiapa berhias diri dengan kebatilan, maka
Allah swt akan membuka penutup kejelekannya.
4. Hendaklah ada bersama ahli fiqih seorang yang
bodoh, sehingga ia dapat memberi pelajaran kepadanya.
5. Yang menjadi pengganti Nabi Muhammad saw itu ada
lima : Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, Sayyidina Umar bin Khattab, Sayyidina
Utsman bin Affan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidina Umar bin Abdul
Aziz.
6. Barangsiapa yang ditertawakan karena suatu
masalah, maka ia tidak akan pernah melupakan masalah tersebut.
7. Tingkat tertinggi para Ulama adalah ketaqwaan,
perhiasan mereka adalah akhlaq mulia dan pesona mereka adalah jiwa yang agung.
8. Jika kalian melihat kitab yang didalamnya ada
catatan tambahan dan perbaikan, maka lihatlah kebenaran yang ada didalamnya.
9. Mereka yang menguasai bahasa arab adalah jin yang
berupa manusia, mereka melihat apa yang tidak dilihat orang lain.
10. Sesungguhnya akal itu punya batas maximal,
sebagaimana mata juga mempunyai batas pandang maximal.
11. Orang yang selalu menjaga dirinya akan senantiasa
bersungguh-sungguh.
12. Pertolongan adalah zakatnya muru’ah.
13. Jika terdapat banyak kebutuhan yang harus
dipenuhi, maka mulailah dari yang terpenting dan mendesak.
14. Barangsiapa menyimpan rahasianya, maka kebaikan
ada di tangannya.
15. Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka
harus disertai dengan ilmu; dan siapa menghendaki akherat, juga harus dengan
ilmu.
16. Seseorang yang mencoba melakukan apa-apa yang
dilarang Allah swt selain dosa syirik, masih lebih daripada dia berfikir dengan
pandangan ilmu kalam.
17. Jika aku melihat seseorang yang ahli hadits,
seakan-akan aku melihat seseorang dari sahabat Nabi saw. Mereka telah menjaga
untuk kita keaslian sunnah Nabi Muhammad saw, maka mereka berhak mendapat
pujian dari kita. Dan fiqih adalah tuannya ilmu, karena dengannnya hadits dapat
dipahami.
18. Tujuan dari ilmu adalah mengamalkannya, maka ilmu
yang hakiki adalah yang terefleksikan dalam kehidupannya, bukannya yang
bertengger di kepala.
19. Satu hal yang dapat menyia-nyiakan orang yang
berilmu dan yang dapat menghilangkan posisinya sebagai seorang ‘alim adalah ketika
ia tidak mempunyai kawan.
20. Jangan sekali-kali kamu tinggal di suatu Negara
atau tempat yang yang disana tidak ada orang yang ahli dibidang fiqih sebagai
tempat kamu untuk menanyakan masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang
dapat menjelaskan kondisi kesehatanmu.
21. Tidak ada satupun ilmu yang ingin aku pelajari
setelah aku memahami tentang masalah halal dan haram, kecuali ilmu kedokteran,
tapi mengapa kita jauh terbelakang disbanding dengan orang-orang nasrani?
22. Jika engkau melihat seseorang berjalan di atas
air dan bisa terbang di udara, maka janganlah kehebatan itu menjadikan kalian
lengah dan terheran-heran kepadanya sampai kamu mengetahui secara persis atas
apa yang di kerjakannya itu berlandaskan pada Al-Qur’an dan as-sunnah.
23. Jika rasa ujub menghinggapi aktifitasmu, maka
lihatlah keridhaan siapa yang kau harapkan, pahala mana yang kau suka, sanksi
mana yang kau benci. Maka jika engkau memikirkan satu di antara kedua hal ini,
niscaya akan hadir di depan matamu apa yang sudah kamu lakukan.
24. Tawadhu’ adalah perkara yang sangat
diidam-idamkan. Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak
melihat kedudukannya sendiri. Akan tetapi tawadhu’ dihadapan orang yang tidak
bisa menghargai orang lain merupakan bentuk kezhaliman terhadap diri sendiri.
25. Menghindarkan telinga dari mendengar hal-hal yang
tidak baik merupakan suatu keharusan, sebagaimana seseorang mensucikan tutur
katanya dari ungkapan buruk.
26. Kedermawanan dan kemuliaan adalah dua hal yang
dapat menutupi aib.
27. Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya
setiap orang dapat menghalau segala rintangan.
28. Takabur (sombong) adalah akhlak tercela.
29. Bid’ah itu terbagi menjadi dua macam : segala
sesuatu yang baru dan tidak sejalan dengan kitab, sunnah, atsar, ijma’ itu merupakan
bid’ah dhalalah ( bid’ah yang sesat ). Sementara jika sesuatu yang baru itu
tidak berseberangan dengan Al-Qur’an, hadits, atsar dan ijma’, maka sesuatu
yang baru itu disebut bid’ah hasanah ( bid’ah yang baik ).
30. Cukuplah ilmu itu menjadi keutamaan bagi
seseorang, ia bangga manakala disebut sebagai orang berilmu. Ia juga disebut
bodoh manakala meninggalkan bagian dari pengetahuannya, dan jika kata bodoh itu
ditujukan kepadanya, tentu ia akan marah.
31. Pekerjaan terberat itu ada tiga ; Sikap dermawan
di saat dalam keadaan sempit; Menjauhi dosa di kala sendiri; Berkata benar di
hadapan orang yang ditakuti.
32. Barangsiapa yang ingin menjadi seorang pemimpin,
niscaya kedudukan yang didambakannya itu akan meninggalkannya, dan jika ia
telah menduduki jabatan, maka ia akan ditinggalkan banyak ilmu.
33. Yang paling nampak pada diri manusia adalah
kelemahannya, maka barangsiapa melihat kelemahan dirinya sendiri, ia akan
menggapai keistiqamahan terhadap perintah Allah swt.
34. Dunia adalah tempat yang licin nan menggelincirkan,
rumah yang hina, bangunan-bangunannya akan runtuh, penghuninya akan beralih ke
kuburan, perpisahan dengannya adalah sesuatu keniscayaan, kekayaan di dunia
sewaktu-waktu bisa berubah menjadi kemiskinan, bermegah-megahan adalah suatu
kerugian, maka memohonlah perlindungan Allah swt, terimalah dengan hati yang
lapang segala karunia-Nya. Jangan terpesona dengan kehidupanmu di dunia
sehingga meninggalkan kehidupan Akhirat. Ketahuilah, sesungguhnya hidupmu di
dunia akan sirna, dindingnya juga miring dan hancur, maka perbanyaklah
perbuatan baik dan jangan terlalu banyak berangan-angan.
35. Menganggap benar dengan hanya satu pandangan
merupakan suatu bentuk ketertipuan. Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih
selamat daripada berkelebihan dan penyesalan. Melihat dan berpikir, keduanya
akan menyingkap keteguhan hati dan kecerdasan. Bermusyawarah dengan orang bijak
merupakan bentuk kemantapan jiwa dan kekuatan mata hati. Maka, berpikirlah
sebelum menentukan suatu ketetapan, atur strategi sebelum menyerang, dan musyawarahkan
terlebih dahulu sebelum melangkah maju ke depan.
36. Kebaikan itu ada di lima perkara : kekayaan hati,
bersabar atas kejelekan orang lain, mengais rezeki yang halal, taqwa, dan yakin
akan janji Allah swt.
37. Pilar kepemimpinan itu ada lima : perkataan yang
benar, menyimpan rahasia, menepati janji, senantiasa memberi nasihat dan
menunuaikan amanah.
38. Keluarga manapun yang wanita-wanitanya tidak
pernah bertemu dengan laki-laki yang bukan anggota keluarga, dan laki-lakinya
tidak pernah bertemu dengan wanita-wanita yang bukan dari keluarganya, niscaya
akan ada dari anak-anak mereka yang bodoh.
39. Keridhaan semua manusia adalah satu hal yang
mustahil untuk dicapai, dan tidak ada jalan untuk terselamatkan dari lidah
mereka, maka lakukanlah apa yang bermanfaat untuk dirimu dan berpegang teguhlah
dengannya.
40. Kesia-siaan seorang Alim adalah ketika dia tidak
mempunyai kawan, dan kesia-siaan seorang yang bodoh adalah pikirannya yang
dangkal. Dan yang lebih sia-sia dari keduanya adalah seorang yang punya kawan
namun tak berakal.
41. Barangsiapa yang dipancing untuk marah, namun ia
tidak marah, maka dia tak ubahnya keledai, dan barangsiapa yang diminta
keridhaannya namun tidak ridha, maka dia adalah syetan.
42. Terimalah dariku tiga hal :
a.
Jangan berbicara
panjang lebar tentang sesuatu yang tidak baik perihal Sahabat Rasulullah saw,
karena kelak Rasulullah saw nantinya yang akan menjadi seterumu.
b.
Janganlah kamu
sibukkan dirimu dengan ilmu kalam, sesungguhnya aku telah melakukan kajian
dengan ahli ilmu kalam dan mereka telah melakukan ta’thil ( meniadakan sifat
Allah swt ).
c.
Dan jangan menyibukkan
dirimu dalam nujum (ramalan dengan bintang).
43. Kenyang itu akan membuat badan jadi berat,
mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, mengajak tidur dan melemahkan
ibadah.
44. Engkau harus berlaku Zuhud, sesungguhnya zuhudnya
orang yang zuhud itu lebih baik dari perhiasan yang ada pada tubuh wanita yang
menawan.
45. Dasar ilmu adalah kemantapan dan buahnya adalah
keselamatan. Dasar Wara’ ( menjaga diri dari sesuatu yang meragukan ) adalah
Qona’ah ( menerima karunia Allah swt dengan dada yang lapang ) dan buahnya
adalah ketenangan batin. Dasar Kesabaran adalah keteguhan hati dan buahnya
adalah kemenangan. Dasar suatu Aktifitas adalah Taufiq ( pertolongan Allah swt
) dan buahnya adalah kesuksesan. Dasar Tujuan akhir dari segala Perkara adalah
Shidiq ( benar.
46. Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang
lain akan mendatangkan musuh, dan terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan
yang tidak baik, maka posisikan dirimu di antara keduanya.
47. Jadikanlah diam sebagai sarana atas
pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berfikir.
48. Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah
mereka yang tidak melihat kedudukan dirinya, dan manusia yang paling banyak
memiliki kelebihan adalah mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya.
49. Jika engkau mendengar sesuatu yang engkau benci
tentang sahabatmu, maka jangan tergesa-gesa untuk memusuhinya, memutus tali
persahabatan, dan kamu menjadi orang yang telah menghilangkan suatu keyakinan
dengan keraguan. Tetapi temuilah dia! Dan katakan kepadanya, “Aku mendengar
kamu melakukan ini dan itu….?” Tentunya dengan tanpa memberitahukan kepadanya
siapa yang memberi informasi kepadamu. Jika ia mengingkarinya, maka katakana
kepadanya, “Kamu lebih jujur dan lebih baik”, cukup kalimat itu saja dan jangan
menambahi kalimat apapun. Namun jika ia mengakui hal itu, dan ia mengemukakan
argumentasinya akan hal itu, maka terimalah.
50. Sesungguhnya Hasad itu terlahir dari suatu
kehinaan, lekatnya tabiat, perubahan struktur tubuhnya, runtuhnya temperatur
tubuh dan lemahnya daya nalarnya.
51. Orang yang paling Zhalim adalah mereka yang
melakukan kezhaliman itu pada dirinya sendiri. Bentuk kezhaliman itu adalah :
-
orang yang bersikap
tawadhu’ (rendah hati ) di depan orang yang tidak menghargainya.
-
menumpahkan kasih sayangnya
kepada orang yang tidak ada nilai manfaat.
-
mendapat pujian dari
orang yang tidak dikenalnya.
52. Siapa yang menginginkan khusnul khotimah
dipenghujung umurnya, hendaknya ia berprasangka baik kepada manusia.
53. Bersihkan pendengaran kalian dari hal-hal yang
tidak baik, sebagaimana kalian membersihkan mulut kalian dari kata-kata kotor,
sesungguhnya orang yang mendengar itu tidak jauh berbeda dengan yang berucap.
Sesungguhnya orang bodoh itu melihat sesuatu yang paling jelek dalam dirinya,
kemudian ia berkeinginan untuk menumpahkannya dalam diri kalian, andaikan
kalimat yang terlontarkan dari orang bodoh itu dikembalikan kepadanya, niscaya
orang yang mengembalikan itu akan merasa bahagia, begitu juga dengan kehinaan
bagi orang yang melontarkannya.
54. Orang yang mengkaji ilmu faraid, dan sampai pada
puncaknya, maka akan tampil sebagai sosok orang yang ahli berhitung. Adapun
ilmu hadits, itu akan tampak nilai keberkahan dan kebaikannya pada saat tutup
usia. Adapun ilmu fiqih merupakan ilmu yang berlaku bagi semua kalangan baik
muda maupun yang tua, karena fiqih merupakan pondasi dasar dari segala ilmu.
55. Di antara orang yang tidak mempunyai harga diri
adalah mereka yang dengan mudahnya memberitahukan usianya kepada orang lain,
karena kalau usianya lebih muda, tentu mereka akan menganggapnya rendah dan
jika usianya lebih tua, tentu mereka akan beranggapan bahwa ia sudah pikun.
56. Peranti terbentuknya harga diri itu ada empat :
kemuliaan akhlak, kedermawanan, sikap santun dan ibadah ( yang istiqamah ).
57. Tidak termasuk saudaramu orang yang senang
mencari muka di hadapanmu.
58. Tidak ada seorangpun yang hidup dengan tanpa
adanya orang yang dicintai dan orang yang dibenci, kalau memang demikian
realitasnya, maka hendaknya ia senantiasa bersama orang-orang yang taat kepada
Allah swt.
59. Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu,
maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.
60. Karakter umum manusia adalah pelit, termasuk hal
yang menjadi kebiasaannya adalah apabila ada orang yang mendekatinya, maka ia
akan menjauhinya, dan apabila ada orang yang menjauh darinya, iapun akan
mendekati orang itu.
61. Siapa yang memberi nasehat saudaranya di tempat
yang sunyi, maka ia telah melakukan perbaikan pada dirinya, dan siapa yang
memberi nasehat saudaranya di tempat keramaian, sesungguhnya ia membuka aib dan
menghianatinya.
62. Seorang bijak menulis kepada seorang bijak
lainnya : “wahai saudaraku, engkau telah dianugerahi ilmu, maka janganlah kamu
kotori ilmumu dengan gelapnya dosa, sehingga kamu berada dalam kegelapan di
saat para ahli ilmu berjalan dengan suluh ilmunya.
63. Barangsiapa menghendaki akhirat, maka hendaknya
ia ikhlas dalam mencari ilmu.
64. Kepandaian itu ada dalam masalah agama, bukan
dalam masalah keturunan, kalau saja kepandaian diukur dalam masalah keturunan,
maka tak ada satu orang pun yang cakap seperti Fatimah putri Rasulullah saw dan
putri-putri beliau yang lain.
65. Tidak ada orang yang mencari ilmu yang disertai
dengan kemalasan; dan kekayaan menjadikan seseorang beruntung, namun
keberuntungan itu akan melekat dalam diri orang yang senantiasa mencari ilmu
dengan disertai semangat yang tinggi dan prihatin sreta bersanding selalu
dengan Ulama.
66. Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan
ketabahan.
67. Janganlah kamu berkonsultasi kepada orang yang di
rumahnya tidak terdapat makanan, karena hal tersebut menandakan tidak
berfungsinya akal mereka.
68. Bukanlah orang yang berakal itu manakala
dihadapkan kepadanya perkara yang baik dan perkara yang buruk, lantas ia
memilih yang baik, akan tetapi dikatakan orang berakal apabila dihadapkan
kepadanya dua hal yang buruk lantas ia memilih yang paling ringan keburukannya
di antara keduanya.
69. Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas
ilmunya. Tiada seorang alim pun yang ia takuti kecuali kepada Allah swt. Yang
merasa aman akan marah Allah swt, dialah si-jahil. Yang merasa takut akan marah
Allah swt, dialah si-arif.
70. Andaikan semua manusia memikirkan kandungan isi
surah al-Ashr, tentu mereka akan merasa cukup dengannnya.
71. Kalau aku melihat orang yang suka mengikuti hawa
nafsunya, walaupun ia berjalan di atas air, aku tidak akan menemuinya.
72. Barangsiapa mempelajari Al-Qur’an, maka mulia
nilainya. Barangsiapa berbicara tentang fiqih, maka akan berkembang
kemampuannya. Barangsiapa menulis hadits, maka akan kuat hujjahnya. Barangsiapa
mengkaji bahasa, maka akan lembut tabiatnya. Barangsiapa mengkaji ilmu hitung,
maka akan sehat pikirannya. Barangsiapa tidak menjaga jiwanya, maka ilmunya
tidak akan berguna baginya.
73. Perdebatan dalam agama akan mengeraskan hati dan
menimbulkan rasa dendam.
74. Tiada aib dalam diri Para Ulama yang lebih buruk
dari kesenangan mereka terhadap apa yang Allah swt perintahkan kepada mereka
untuk berlaku zuhud terhadapnya.
75. Setiap orang yang berbicara dengan berlandaskan
pada Al-Qur’an dan Al-Hadits itulah orang orang yang bersungguh-sungguh,
sementara orang yang berbicara dengan tanpa landasan dari keduanya itu
merupakan bualan saja.
76. Pondasi dasar adalah Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Jika tidak didapati dari keduanya, maka Qiyaslah berlaku. Jika hadits itu
shahih, itulah yang disebut sunnah. Ijma’ itu lebih bisa dipertanggung jawabkan
daripada hadits ahad. Yang diambil dari hadits itu adalah teksnya, namun jika
hadits tersebut mengandung banyak penafsiran, maka carilah yang mendekati makna
teksnya.
77. Mencari ilmu lebih utama daripada shalat sunnah.
Mempelajari hadits itu lebih baik daripada shalat tathawwu.
78. Ilmu terbagi dua ; ilmu kesehatan dan ilmu agama.
Yang dimaksud dengan ilmu agama disini adalah ilmu fiqih, sementara ilmu
kesehatan adalah ilmu kedokteran.
79. Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang
ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia
akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia
akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya karena (
sulitnya ) ia belajar, dan tidak menyukai pelajaran.
80. Sejelek-jelek bekal menuju ke alam akhirat adalah
permusuhan dengan sesamanya.
81. Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki
jabatan, karena kalau engkau telah mendudukinya, maka tidak ada kesempatan
bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya.
82. Pelajarilah dengan teliti suatu pengetahuan, agar
engkau tidak kehilangan kedalaman arti kandungannya.
83. Pesona para ulama adalah jiwa yang mulia dan sebagai
penghias pengetahuan yang dimilikinya adalah wara’ (menjauhkan diri dari
sesuatu yang belum jelas) dan berlaku bijak.
84. Siapa yang merasa bahwa dalam dirinya terkumpul
dua cinta, cinta dunia dan cinta kepada penciptanya, maka ia telah berdusta.
85. Ketahuilah bahwa orang yang jujur kepada Allah
swt, ia akan selamat. Barangsiapa yang bersemangat dengan agamanya, ia pun akan
selamat dari kerusakan, dan barangsiapa yang berlaku zuhud dengan urusan
dunianya, niscaya kelak pahala Allah swt, akan nampak indah di matanya.
86. Barangsiapa terkumpul dalam dirinya tiga sifat,
maka imannya telah sempurna : orang yang menyeru kepada kebaikan dan dia juga
melaksanakannya, melarang pada perbuatan buruk dan dia tidak melakukannya serta
menjaga aturan-aturan yang telah Allah swt tetapkan.
87. Berlakulah zuhud dalam menjalani hidup di dunia,
dan cintailah kehidupan akhirat dan barangsiapa harum bau ( badan )nya, maka
kecerdasannya akan semakin bertambah.
88. Suatu keharusan bagi orang yang ‘alim adalah
zikir dari setiap aktifitasnya yang dengannya akan terjalin komunikasi antara
dirinya dengan Allah swt.
89. Jikalau seseorang dari kalian berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai keridhaan setiap orang, niscaya ia tidak akan
menemukan jalannya; maka hendaklah seorang hamba mengikhlaskan amalannya ke
haribaan Allah swt.
90. Tidak ada yang tahu tentang riya, kecuali orang
yang ikhlas.
91. Tak pantas, siapapun mengatakan halal dan haram
kecuali berlandaskan pada pengetahuan. Dan ilmu itu adalah apa yang yang
tertulis dalam Al-Qur’an, hadits, ijma’ ataupun qiyas. Dari dasar inilah
kesemuanya akan terungkap maknanya.
92. Keutamaan itu ada empat :
Pertama :
hikmah, dan penopangnya adalah pemikiran.
Kedua :
iffah(menjaga harga diri), dan penopangnya adalah syahwat.
Ketiga :
kekuatan, penopangnya adalah kemarahan.
Keempat :
adil, penopangnya adalah kekuatan jiwa.
93. Kefaqiran Ulama adalah ikhtiar (usaha ) dan
kefaqiran orang-orang bodoh adalah goncangan jiwanya.
94. Barangsiapa yang tidak dimuliakan karena
ketaqwaannya, maka dia tidak memiliki harga diri.
95. Mencari-cari kelebihan materi di dunia adalah
hukuman yang Allah swt timpakan kepada ahli Tauhid.
96. Barangsiapa benar dalam berukhuwah dengan
saudaranya, maka kekurangannya akan diterima, kelemahannya akan ditutup dan
kesalahan-kesalahannya dimaafkan.
97. Barangsiapa mengadu domba untuk kepentinganmu,
maka dia akan mengadu domba dirimu; dan barangsiapa menyampaikan fitnah
kepadamu, maka ia akan memfitnahmu.
98. Barangsiapa jika engkau menyenangkannya, dia
berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu. Begitu juga ketika kau membuatnya
marah, dia berkata : pada dirimu ada yang bukan milikmu.
99. Tak akan sempurna ( akal ) seorang laki-laki,
kecuali dengan empat hal; beragama, amanah, pemeliharaan dan penjagaan diri,
serta ketenangan dan ketabahan.
100.Rendah hati adalah akhlaqnya mulia, sedang
kesombongan adalah kebiasaan orang tercela. Rendah hati akan menumbuhkan
kecintaan dan lapang dada menerima pemberian Allah swt akan melahirkan
ketenangan jiwa.
101.Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan ilmu
kepadamu, pasti kusuapi engkau dengan ilmu.
102.Aku akan merasa bahagia, jika semua orang
mempelajari ilmu ini, dan sama sekali tidak menyandarkannya padaku.
103.Betapa aku senang, jika semua ilmu yang aku
ketahui dimengerti oleh semua orang, maka dengannya aku mendapat pahala,
meskipun mereka tidak memujiku.
104.Menuntut ilmu membutuhkan tiga hal : memiliki
keterampilan, umur ( waktu ) yang panjang dan mempunyai kecerdasan.
105.Sebaik-baik harta simpanan adalah taqwa, dan
sejelek-jeleknya adalah sikap permusuhan.
106.Siasat manusia jauh lebih dahsyat dari siasat
binatang.
107.Orang yang berakal adalah mereka yang dapat
menjaga dirinya dari segala perbuatan tercela.
108.Seorang hamba yang terjatuh pada perbuatan dosa
selain dosa syirik itu lebih baik daripada ia terkungkung oleh hawa nafsunya.
109.Barangsiapa yang dirinya terkalahkan oleh kuatnya
syahwat dunia, maka ia akan senantiasa menjadi budak ahli dunia; dan
barangsiapa yang qana’ah ( menerima karunianya dengan lapang dada ) maka akan
hilang ketundukannya pada dunia.
110.Tiada kebahagiaan yang menyamai persahabatan
dengan saudara yang satu keyakinan, dan tiada kesedihan yang menyamai
perpisahan dengan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar