Ghibah adalah Perbuatan Menggunjing Orang Lain, Begini Cara MenghindarinyaSetiap umat muslim pasti tidak ingin dirinya masuk ke dalam jeratan dosa. Menaati perintah Allah SWT dan menjauhi setiap apa yang dilarang oleh agama merupakan kewajiban bagi umat Islam. Namun, ada perbuatan dosa yang sering dilakukan manusia tanpa mereka sadari. Perbuatan dosa tersebut adalah ghibah.
Meski identik dengan perempuan, namun laki-laki pun terkadang juga tidak bisa menghindari perbuatan ghibah ini. Ketika sedang asyik berkumpul atau berinteraksi dengan teman, terkadang kita tidak bisa mengontrol pembicaraan sehingga tanpa sadar kita sudah menggunjing seseorang.
Meski ghibah sulit dihindari, namun kita harus tetap mencoba untuk menghindari perbuatan dosa ini. Allah SWT sendiri mengibaratkan pelaku ghibah seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
"Dan janganlah sebagian kalian ghibah (menggunjing) sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kalian akan merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang." (Q.S Al Hujurat : 12).
APA ITU GHIBAH
Ghibah adalah perbuatan yang termasuk dalam golongan dosa besar. Selain firman Allah SWT pada surat Al Hujurat yang telah disebutkan sebelumnya, Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan masalah ghibah ini kepada para sahabat,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim).
Dilansir dari rumaysho.com, Imam Nawawi juga ikut menjelaskan bahwa ghibah adalah menyebutkan kejelekan orang lain di saat ia tidak ada saat pembicaraan. (Syarh Shahih Muslim, 16: 129).
Dalam Al Adzkar, Imam Nawawi menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu, budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melalui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.”
Ulama telah bersepakat bahwa hukum dari ghibah adalah haram. Ghibah adalah dosa besar. Perbuatan ghibah juga sama halnya dengan menjatuhkan kehormatan, mencemarkan nama baik, dan menginjak wibawa orang yg kita gunjing. Dalam kitab Bidayatul Hidayah karya Al Ghazali menerangkan bahwa membicarakan kejelekan orang lain lebih keji dari pada 30 kali perbuatan zina.
CARA MENGHINDARI GHIBAH
Ghibah adalah perbuatan haram yang sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, kita harus tetap waspada dengan perbuatan dosa ini. Dilansir dari brilio.net, berikut kami berikan bagaimana cara menghindari ghibah:
Berkumpul dengan orang sholeh
Pergaulan dan perkumpulan merupakan salah satu sumber ghibah yang paling besar. Oleh karena itu, untuk terhindar dari perbuatan dosa ini, ada baiknya kita bijak memilih dengan siapa kita harus berkumpul. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari dan Muslim).
Menjaga lidah
Secara tidak sadar, kita bisa saja terjebak dalam perbuatan ghibah jika tidak menjaga lidah dan mulut. Ketika apa yang dibicarakan sudah mulai mengarah ke hal yang tidak baik, segera berhenti dan ganti topik dengan hal lain yang lebih bermanfaat.
Dari Sahl bin Sa'ad ra, Rosulullah SAW pernah bersabda:
"Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya." (Muttafaq 'alaih).
Intropeksi diri
Sebelum terlena dengan pembicaraan seru saat berkumpul dengan teman-teman, yang berpotensi dapat membawa seseorang melakukan ghibah, alangkah baiknya kita berintropeksi diri terlebih dahulu. Dengan intropeksi diri, akan membuat kita merasa enggan dan malu jika membicarakan orang lain, karena kita akan berpikir bahwa diri sendiri masih memiliki banyak kesalahan yang harus dibenahi.
Perbanyak berpikir positif
Pikiran positif akan memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupan seseorang. Pikiran positif juga akan meminimalisir munculnya pikiran buruk terhadap apa pun, termasuk kepada orang lain. Jadi, ketika pembicaraan mulai mengarah pada ghibah, kita bisa menolak dengan perlahan dan tetap berprasangka baik kepada orang yang akan dibicarakan tersebut.
Saling mengingatkan
Ketika ada seorang teman yang mulai menggunjing orang lain, maka sebagai seorang muslim, hendaknya kita mengingatkan mereka bahwa ghibah adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Hal ini juga sudah tercatat dalam Alquran yang artinya,
"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Q.S Al Ashr : 1-3).
Perbanyak Istighfar
Seorang muslim sudah semestinya selalu mengingat Allah SWT dengan memperbanyak istighfar kapan pun dan di mana pun. Hal ini untuk memohon ampunan atas segala dosa yang ia sengaja maupun tidak disengaja. Dengan memperbanyak istighfar, juga bisa menjadi pelindung dari perbuatan dosa sehingga kita terhindar dari perbuatan ghibah karena merasa takut dengan dosanya.
TABAYYUN
Tabayyun adalah Mencari Informasi Sejelas-Jelasnya Menurut Ajaran Islam, Tabayyun semakin dibutuhkan di era Kerasnya informasi yang belum terbukti kebenarannya. Tabayyun adalah istilah di agama Islam yang merujuk pada suatu sikap yang bisa diambil oleh seseorang tentang suatu informasi yang benar dan sesuai fakta.
Perintah tabayyun merupakan peringatan, jangan sampai umat Islam melakukan tindakan yang menimbulkan dosa dan penyesalan akibat keputusan yang tidak didahului dengan tabayyun, yang bisa mencelakakan dan merugikan orang lain.
Tabayyun terhadap suatu berita yang didengar maupun dibaca mempunyai efek yang sangat besar terhadap masyarakat. Pengaruh berita ini dapat membentuk opini masyarakat terhadap sesuatu menjadi baik dan buruk. Dalam Islam tidak boleh sembarangan dalam menerima dan menyebarkan suatu berita.
Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.
Lantas apa sebenarnya tabayyun itu? Berikut rangkum pengertian dan penjelasan tentang tabayyun:
Arti Tabayyun dan Penjelasannya
Dalam buku berjudul Akidah Akhlak yang diterbitkan Kementerian Agama RI, dijelaskan arti tabayyun atau tabayun adalah mencari kejelasan hingga terang dan benar.
Istilah tabayyun adalah bentuk tidak baku dari tabayun. Asal arti tabayyun adalah dari akar kata dalam bahasa arab tabayyana-yatabayyanu-tabayyanan. Dalam buku berjudul Kamus Arab-Indonesia oleh Ahmad Warson Munawwir, dijelaskan arti tabayyun atau tabayun dari akar kata itu adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya.
Dalam dunia ilmu pengetahuan atau informasi, tabayyun adalah mencari suatu data dan fakta yang sebenarnya untuk dipahami atau dimanfaatkan.
Jadi pengertian tabayyun adalah meneliti dan menyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.
Di dalam Al-Qur'an sendiri kata fatabayyanu disebutkan dua kali, yakni pada surah an-Nisa’ ayat 94 dan surah al-Hujurat ayat 6. Tetapi kata yang hampir sama dengan kata tabayyun banyak disebutkan oleh Alquran, seperti kata tabayyana.
Disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 10 kali Surah al Baqarah ayat 109, surah al-Baqarah ayat 256, surah al-Baqarah ayat 259, surah al-Anfal ayat 6, surah at-Tawbah ayat 114, surah al-Ankabut ayat 38, surah Muhammad ayat 25, surah Muhammad ayat 32, surah Ibrahim ayat 45, surah saba’ ayat 14.
Tata Cara Bertabayyun atau Tabayun
Ada cara bertabayyun atau tabayun yang perlu diketahui guna mencapai sesuatu yang benar dan jelas. Dalam kajian teori penelitian yang diterbitkan Universitas Islam Negeri Alauddin, ada enam metode atau tata cara bertabayyun atau tabayun:
1. Cara bertabayyun atau tabayun adalah pertama mengembalikan permasalahan kepada Allah, Rasul, dan orang yang pandai.
2. Cara bertabayyun atau tabayun adalah kedua bertanya atau berdiskusi dengan orang yang menjadi objek dalam masalah tersebut.
3. Cara bertabayyun atau tabayun adalah ketiga memusatkan perhatian dengan baiik, merujuk kembali permasalahan jika ternyata belum jelas.
4. Cara bertabayyun atau tabayun adalah keempat mengambil pengalaman dan perhatian selama menjalin kehidupan dan pergaulan.
5. Cara bertabayyun atau tabayun adalah kelima mempertemukan dua pihak yang bertikai bila menghukum dan mengadili.
6. Cara bertabayyun atau tabayun adalah keenam mendengarkan secara langsung dari orang yang menjadi objek lebih dari satu kali antara waktu yang lama.
MANFAAT BERSIKAP TABAYYUN
Menghindari fitnah
Banyak masalah yang ditimbulkan akibat menuduh orang lain berbuat buruk. Nyatanya hal tersebut belum tentu terjadi.
Seperti kasus yang menimpa Aisyah ra. Ia telah dituduh dengan tuduhan palsu oleh Abdullaah bin Ubai bin Salul, gembong munafiqin Madinah. Isi tuduhan itu adalah bahwa Aisyah ra telah berbuat selingkuh dengan seorang lelaki bernama Shofwan bin Muathal.
Padahal tak sedikitpun Aisyah ra melakukan tindakan tercela tersebut. Namun karena gencarnya Abdullaah bin Ubai bin Salul menyebarkan kebohongan itu sehingga ada beberapa orang penduduk Madinah yang tanpa tabayyun ikut menyebarkan berita bohong tersebut.
Masalah ini membuat Aisyah begitu terpengaruh dan membuatnya menjadi stres. Sehingga Allah SWT menurunkan sebuah ayat yang mensucikan kembali Aisyah dari segala tuduhan keji tersebut.
Yaitu dalam surat An-Nur ayat 11 yang berbunyi,
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.”
Betapa pentingnya bersikap tabayyun dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak begitu saja menuduh orang lain tanpanya adanya kebenaran yang pasti.
Menghilangkan Kesalahpahaman
Manfaat bersikap tabayyun juga akan menghilangkan kesalahpahaman antar sesama. Karena segala permasalahan telah diketahui duduk perkaranya bersama-sama. Sehingga tak perlu lagi menimbulkan perdebatan.
Selain itu bersikap tabayyun juga akan semakin mempererat silahturahim antar sesama. Silaturahim bisa saja punah hanya karena informasi yang diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Informasi yang salah dapat merusak hubungan yang sudah dibangun sejak lama. Untuk itu jagalah silaturahim dengan menjaga dan melaksanakan tabayyun sebelum menyebarkan berita ke khalayak umum.
Informasi Yang Diberikan Valid
Dengan adanya tabayyun maka segala informasi akan dipastikan terlebih dahulu kebenarannya. Jika berita itu benar adanya bolehlah disampaikan kepada orang lain. Jika tidak benar, jangan justru ikut menyebarkan berita bohong.
Selain itu, dengan bersikap tabayyun juga akan memberikan ketenangan dalam hati. Karena berita tersebut tentunya tidak akan menyakiti perasaan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar