Adam (bahasa Arab: آدَم, translit. ʾĀdam,
bahasa Ibrani: אָדָם, Modern ʼAdam Tiberias ʾĀḏām,
berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) adalah tokoh dalam Al-Qur'an,
Alkitab, dan Tanakh. Meskipun keyakinan penciptaan[1] menurut agama Abrahamik
kerap dipandang meyakini Adam sebagai manusia pertama, tetapi nyatanya tidak
semuanya demikian, seperti kelompok Ahmadiyyah yang meyakini bahwa Adam
bukanlah manusia pertama yang hidup di bumi.
Adam diciptakan oleh Allah
dari tanah dan tinggal di surga atau taman eden, tetapi kemudian diusir dari
sana karena memakan buah terlarang. Bersama Hawa, Adam kemudian memiliki
beberapa anak, di antaranya adalah Qabil (Kain), Habil (Habel), dan Syits
(Set).
Sumber
https://id.wikipedia.org/wiki/Adam
KATA – KATA BIJAK NABI ADAM
Dituliskan dalam buku al-Manhaj al-Sawy sebagai
berikut;
“Diriwayatkan, bahwa suatu ketika Nabi Adam
berpesan kepada anak-anaknya dengan berkata,
“Wahai anak-anakku, ketika kalian ingin melakukan
sesuatu, prioritaskan tiga hal terpenting beritkut ini;
1. Bermusyawarahlah dengan orang-orang yang bijak
(al-Akhyâr). Sebab andai aku meminta pendapat terlebih dahulu kepada para
malaikat perihal memakan buah (khuldi) saat di surga itu, niscaya mereka pasti
memberi saran kepadaku untuk tidak memakannya.
2. Kalian juga harus perhatikan akibatnya. Andai
dulu aku perhatikan imbasnya, pastilah aku enggan memakan dari pohon surga
tersebut.
3. Dan yang terakhir, jika kalian ingin
(melakukan) sesuatu kemudian hati kalian gelisah-ragu, maka jangan sesekali
kalian melakukannya! Karena sesungguhnya aku ketika berhasrat untuk memakan
buah (khuldi), hatiku langsung gelisah-ragu.”
[Al-Manhaj al-Sawy Syarh Ushul Thariqat al-Sadat
Ali Ba’alawy (hal. 748-749) karya al-’Allamah al-Habib Zain bin Ibrahim bin
Smaith.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar