Dengan menyertakan doa
dalam setiap gerakan wudhu, diharapkan wudhu yang kita lakukan bisa bertambah
kualitas makna ibadahnya. Doa-doa tersebut ialah:
1. Saat membasuh telapak tangan sebanyak 3 kali, berdoa:
اللَّهُمَّ احْفَظْ
يَدِيْ مِنْ مَعَاصِيْكَ كُلِّهَا
Allâhumma ihfadh yadi min ma’âshîka kullahâ
Artinya: “Ya
Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat.”
2. Saat berkumur, disunnahkan berdoa di dalam hati:
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ
اللَّهُمَّ اسْقِنِي مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَأْسًا لَا أَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا
Allâhumma a’inni ‘alâ dzikrika wa syukrika,
Allâhumma asqini min haudli nabiyyika shallallâhu ‘alaihi wa sallam ka’san lâ
adzma’a ba’dahu Abadan
Artinya: “Ya
Allah, tolonglah aku (untuk selalu) mengingat dan bersyukur pada-Mu. Ya Allah,
beri aku minuman dari telaga Kautsar Nabi Muhammad, yang begitu menyegarkan
hingga aku tidak merasa haus selamanya.”
3. Ketika membersihkan lubang hidung, pada saat menghirup air, dalam
hati berdoa:
اللَّهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَةَ الْجَنَّةِ اللَّهُمَّ
لَا تَحْرِمْنِيْ رَائِحَةَ نِعَمِكَ وَجَنَّاتِك
Allâhumma Arihni Raaihatal jannah. Allâhumma
lâ tahrimni râihata ni’amika wa jannatika
Artinya: “Ya
Allah, (izinkan) aku mencium wewangian surga. Ya Allah, jangan halangi aku
mencium wanginya nikmat-nikmatmu dan wanginya surga.”
Sedangkan ketika mengeluarkan air dari lubang
hidung, berdoa:
اَلَّلهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ رَوَائِحِ
النَّارِ وَسُوْءِ الدَّارِ
Allâhumma innî a’ûdzu bika min rawâihin nâr wa
sû`i dâr
Artinya: “Ya
Allah, aku berlindung pada-Mu dari busuknya aroma neraka, dan dari buruknya
tempat kembali.”
4. Saat membasuh wajah, berdoa:
اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ
وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ
Allâhumma bayyidl wajhi yauma tabyadldlu
wujûhun wa taswaddu wujûh
Artinya: “Ya
Allah, putihkanlah wajahku di hari ketika wajah-wajah memutih dan menghitam.”
Doa ini dipanjatkan agar di akhirat kelak
Allah menggolongkan kita sebagai orang baik, dimana saat berkumpul di padang
mahsyar, orang baik dicirikan dengan berwajah putih, dan sebaliknya orang jelek
dicirikan dengan berwajah hitam kusam.
5. Saat membasuh tangan kanan, berdoa:
اللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِينِيْ
وَحَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيرًا
Allâhumma a’thinî kitâbi biyamîni, wa hâsibnî
hisâban yasîran
Artinya: “Ya
Allah, berikanlah kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kananku, dan
hisablah aku dengan hisab yang ringan.”
Sedangkan saat membasuh tangan kiri, berdoa:
اللَّهُمَّ لَا تُعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ وَلَا
مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ
Allâhumma laa tu’thini bi syimaali, wa laa min
waraa`i dzahri
“Ya Allah, jangan
Kau berikan kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kiriku, dan jangan pula
diberikan dari balik punggungku.”
Tentang doa diatas, kelak di akhirat nanti,
Allah akan memberikan pada semua manusia, catatan amal mereka masing-masing.
Apabila manusia tersebut amalnya baik, maka ia akan menerima kitab amalnya
dengan tangan kanan dan berhadapan muka, namun apabila amalnya jelek, maka ia
akan menerima kitab amalnya dengan tangan kiri dan diberikan dari balik
punggung.
6. Saat mengusap kepala, berdoa:
اللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
وَأَظِلَّنِيْ تَحْتَ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ إلَّا ظِلُّك
Allâhumma harrim sya’ri wa basyari ‘ala
an-nâri wa adzilni tahta ‘arsyika yauma lâ dzilla illa dzilluka.
Artinya: “Ya
Allah, halangi rambut dan kulitku dari sentuhan api neraka, dan naungi aku
dengan naungan singgasana-Mu, pada hari ketika tak ada naungan selain naungan
dari-Mu.”
7. Saat mengusap telinga, berdoa:
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ
الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ
Allâhumma ij’alni minalladzîna yastami’ûnal
qaula fayattabi’ûna ahsanahu.
Artinya: “Ya
Allah, jadikanlah aku orang-orang yang mampu mendengar ucapan dan mampu
mengikuti apa yang baik dari ucapan tersebut.”
8. Saat membasuh kaki kanan berdoa:
اللهم اجْعَلْهُ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا
مَغْفُوْرًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا. اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى
الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ
Allâhumma ij’alhu sa’yan masykûran wa dzamban
maghfûran wa ‘amalan mutaqabbalan. Allâhumma tsabbit qadami ‘ala shirâthi yauma
tazila fîhi al-aqdâm.
Artinya: “Ya
Allah, jadikanlah (segenap langkahku) sebagai usaha yang disyukuri, sebagai
penyebab terampuninya dosa dan sebagai amal yang diterima. Ya Allah,
mantapkanlah telapak kakiku saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak
di hari ketika banyak telapak kaki yang tergelincir.”
Dan saat membasuh kaki kiri berdoa:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ تَنْزِلَ
قَدَمِيْ عَنِ الصِّرَاطِ يَوْمَ تَنْزِلُ فِيْهِ أَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ
Allâhumma innî a’ûdzu bika an tanzila qadamî
‘anish-shirâthi yauma tanzilu fîhi aqdâmul munâfiqîn
Artinya: “Ya
Allah, aku berlindung pada-Mu, dari tergelincir saat melintasi jembatan
shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki orang munafik yang
tergelincir.”
Terkait doa di atas, kelak di akhirat, semua
manusia akan melewati jembatan shirathal mustaqim, yakni jembatan yang
dibawahnya terdapat jurang menuju neraka, dan di ujung jembatan terdapat surga.
Orang yang beriman niscaya akan mampu melewati jembatan tersebut dan menuju surga,
sementara orang munafik, banyak yang tergelincir dan masuk ke jurang neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar