Post Top Ad



The Relaxation Time

Berita Utama!

Post Top Ad

 


Nama Sulaiman disebutkan dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam) sebanyak tujuh belas kali[a] dan kisahnya disebutkan dalam Surah Al-Baqarah (2): 102, Al-Anbiya' (21): 78-82, An-Naml (27): 15-44, Saba' (34): 12-14, dan Shad (38): 30-40. Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen), Sulaiman (disebut Salomo dalam Yahudi dan Kristen) disebutkan dalam 1 Raja-Raja (M'lakhim) 1-10, 2 Tawarikh (Divrei ha-Yamim) 1-9. Keterangan mengenai Sulaiman juga terdapat dalam riwayat hadits dan literatur Rabinik.

 

Latar belakang

Sulaiman merupakan seorang Bani Israil dari suku Yehuda. Tanakh dan Alkitab menyebutkan silsilahnya adalah Sulaiman bin Dawud bin Isai bin Obed bin Boas bin Salma bin Nahason bin Aminabad bin Ram bin Hezron bin Peres bin Yehuda bin Ya'qub.[1]

 

Setelah memasuki Palestina dipimpin Yusya' bin Nun, Bani Israil memasuki masa kesukuan. Setelah Nabi Samuel menobatkan Thalut (Saul) sebagai raja, Bani Israil memasuki masa kerajaan. Sepeninggal Thalut, tampuk kekuasaan diwariskan pada menantunya, Dawud. Sulaiman mewarisi takhta Kerajaan Israel sepeninggal ayahnya, Dawud.[2][3][4][5]

 

Kebijaksanaan

Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa saat Dawud masih hidup, ada seorang yang mengadu bahwa kebun anggur miliknya dirusak oleh kambing-kambing. Kemudian disebutkan bahwa Sulaiman memberikan keputusan yang lebih tepat terkait permasalahan tersebut.[6] Para ulama memberikan keterangan terkait ayat tersebut bahwa ada pihak yang mengadu pada Dawud lantaran kebun anggurnya dirusak dan dimakan oleh kambing-kambing. Dawud memberikan keputusan bahwa pemilik kebun akan diberi ganti rugi. Namun Sulaiman berpendapat bahwa pemilik kambing harus menyerahkan kambingnya sementara kepada pemilik kebun, sehingga pemilik kebun tersebut dapat memanfaatkan kambing tersebut, seperti diambil air susunya. Sementara itu, pemilik kambing harus memperbaiki kebun itu sampai seperti sedia kala. Setelah pemilik kambing memperbaiki kebun, maka barulah kambing-kambingnya akan dikembalikan padanya. Dawud kemudian sepakat dengan pemikiran putranya.[7][8]

 

Alkitab menyebutkan bahwa datang dua orang perempuan mengadu pada Sulaiman. Masing-masingnya memiliki seorang putra yang masih bayi, tapi salah satu bayi tersebut mati. Keduanya kemudian berebut bayi yang masih hidup tersebut dan masing-masingnya menyatakan bahwa itu adalah putranya. Sulaiman kemudian memerintahkan agar bayi tersebut dibelah menjadi dua, sehingga tiap-tiap dari mereka mendapat satu bagian potongan dari bayi tersebut. Mendengar keputusan tersebut, perempuan pertama mengikhlaskan bayi tersebut diberikan pada perempuan kedua, sementara perempuan kedua langsung sepakat dengan keputusan Sulaiman untuk membelah bayi tersebut. Sulaiman kemudian memutuskan bahwa bayi tersebut adalah milik perempuan pertama, karena terlihat rasa keibuannya dan kesediaannya memberikan putranya pada perempuan lain asal putranya bisa hidup.[9]

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Sulaiman

 

KATA – KATA BIJAK NABI SULAIMAN

Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang lebah, manis bagi jiwa dan menyembuhkan tubuh.

 

Hati yang bergembira adalah obat yang baik, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

Berkah ada diatas kepala orang benar, tetapi kekerasan meluap dari mulut orang fasik.

Orang bijaksana menimbun pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh dekat pada kehancuran.

 

1. Buah orang benar adalah pohon kehidupan, dan bijaksanalah orang yang memenangkan hati orang lain.

2. Jauhilah orang bodoh, karena pada bibirnya tak kau temukan pengetahuan.

3. Serahkanlah segala perbuatanmu kepada Allah, maka rencanamu akan teguh.

4. Mulut orang benar adalah mata air kehidupan, tetapi kekerasan meluap dari mulut orang fasik.

5. Tangan yang malas akan membuat miskin, tetapi tangan yang rajin menjadikan kaya.

6. Lebih baik sedikit dengan kebenaran, daripada banyak dengan ketidak adilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad